‘‘
Menetapkan Cara dan Pelaksanaan Penyelesaian Masalah Mutu denag Konsep PDCA (
Plan, Do, Check, Action ’’
OLEH
Kelompok 3 :
Lilit
Andriani (114110438)
Meinanda Vitha Mona (114110439)
Nurul
Fadhilah (114110440)
Mutia Rahmi (114110441)
Neprianti (114110442)
Tingkat
: III.B
Dosen
Pembimbing : Hj. Ulvi Mariati,
M.Kes
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI
PADANG
PRODI D-III KEBIDANAN PADANG
2013-2014
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah dalam tugas Mutu
Layanan Kebidanan. Makalah ini ditulis dalam rangka pemenuhan Tugas Mutu Pelayanan Kebidanan.
Makalah ini disusun atas kerja sama
kelompok. Melalui penemuan dari berbagai sumber serta konsultasi dengan
orang-orang terdekat. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai alat
bantu dalam pengembangan dan pendalaman materi kuliah Mutu Pelayanan Kebidanan. Terima kasih
kepada pembimbing serta dukungan dari kawan-kawan dari 3B Kebidanan Poltekkes
Kemenkes RI Padang 2013/2014.
Akhirnya, kami berharap makalah ini
bisa banyak membantu untuk memahami materi kuliah Mutu Pelayanan Kebidanan dengan lebih baik.
Padang,4 Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LatarBelakang..................................................................................................... 1
1.2
RumusanMasalah................................................................................................ 1
1.3 Tujuan.................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Standar Pelayanan Kebidanan...................................................... 3
2.2 Syarat Standar Pelayanan
Kebidanan............................................................. 4
2.3 Pengenalan Standar Pelayanan
Kebidanan..................................................... 5
2.4 Standar Persyaratan Minimal.......................................................................... 5
2.5 Standar Penampilan Minimal........................................................................... 7
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 8
3.2 Saran.................................................................................................................... 8
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Konsep siklus PDCA pertama kali diperkenalkan
oleh Walter Shewhart pada tahun 1930 yang disebut dengan “Shewhart cycle“. PDCA, singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check, Act"
("Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti"), adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah interatif yang umum digunakan
dalam pengendalian kualitas.
Selanjutnya konsep ini dikembangkan oleh Dr. Walter Edwards Deming yang
kemudian dikenal dengan ” The Deming Wheel”(Tjitro, 2009)
Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards
Deming, yang sering dianggap sebagai bapak
pengendalian kualitas modern sehingga sering juga disebut dengan siklus
Deming. Deming sendiri selalu merujuk metode ini sebagai siklus Shewhart,
dari nama Walter A.
Shewhart, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas
statistis. Siklus PDCA berguna sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses
atau system sehaingga mutu pelayanan kesehatan.
PDCA
merupakan singkatan dari bahasa Inggris yaitu "Plan, Do, Check, Act"
atau jika dikatakan dalam bahasa Indonesia, Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak
Lanjuti, ini merupakan suatu proses pemecahan masalah dengan empat langkah
iteratif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas.
PDCA ( Plan, Do, Check, Action ) atau disebut juga Filosofi Deming, yang merupakan manajemen perbaikan
mutu secara berkesinambungan yang menekankan pada keuntungan jangka pendek.
Dr.Deming yang merupakan pelopor PDCA adalah murid dari Dr.Walter Shewhart.
Mereka menghabiskan waktu untuk melakukan penelitian mengenai konsep-konsep dan
prinsip-prinsip perbaikan mutu kedalam teori manajemen perbaikan mutu. Beliau
juga mempelopori konsep SPC ( Statistical Prosess Control ), yang merupakan konsep dalam perbaikan kualitas
berkesinambungan.
1.2.Tujuan
1.
Untuk
mengetahui cara menetapkan masalah mutu
2.
Untuk
mengetahui cara menetapkan penyebab masalah mutu
3.
Untuk
mengetahui langkah-langkah menetapkan cara dan pelaksanaan penyelesaian masalah
mutu dengan konsep PDCA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri
dari perencanaan kerja, pelaksanaan kerja, pengawasan kerja dan perbaikan
kerja yang dilakukan terus menerus dan berkesinambungan mutu pelayanan. Siklus
PDCA digunakan dalam pelayanan kesehatan untuk penyelesaian masalah dalam
rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Secara sederhana siklus PDCA dapat
digambarkan sebagai berikut :
2.2. Siklus PDCA
Siklus PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu:
1. Perencanaan ( Plan
)
Tahapan pertama adalah membuat suatu perencanaan. Perencanaan merupakan
suatu upaya menjabarkan cara penyelesaian masalah yang ditetapkan ke dalam
unsur-unsur rencana yang lengkap serta saling terkait dan terpadu sehingga
dapat dipakai sebagai pedoman dalam melaksanaan cara penyelesaian masalah.
Hasil akhir yang dicapai dari perencanaan adalah tersusunnya rencana kerja penyelesaian
masalah mutu yang akan diselenggarakan. Rencana kerja penyelesaian masalah mutu
yang baik mengandung setidak-tidaknya tujuh unsur rencana yaitu:
·
Judul rencana kerja (topic),
·
Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah
mutu yang dihadapi (problem statement),
·
Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap
dengan target yang ingin dicapai (goal, objective, and target),
·
Kegiatan yang akan dilakukan (activities),
·
Organisasi dan susunan personalia pelaksana (organization
and personnels)
·
Biaya yang diperlukan (budget),
·
Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan (milestone).
2. Pelaksanaan ( Do
)
Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan
rencana yang telah disusun. Jika pelaksanaan rencana tersebut membutuhkan
keterlibatan staf lain di luar anggota tim, perlu terlebih dahulu
diselenggarakan orientasi, sehingga staf pelaksana tersebut dapat memahami
dengan lengkap rencana yang akan dilaksanakan.
Pada tahap
ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan pimpinan manajerial. Untuk
dapat mencapai kerjasama yang baik, diperlukan keterampilan pokok manajerial,
yaitu:
·
Keterampilan komunikasi (communication)
untuk menimbulkan pengertian staf terhadap cara pentelesaian mutu yang akan
dilaksanakan
·
Keterampilan motivasi (motivation) untuk
mendorong staf bersedia menyelesaikan cara penyelesaian masalah mutu yang telah
direncanakan
·
Keterampilan kepemimpinan (leadershif)
untuk mengkordinasikan kegiatan cara penyelesaian masalah mutu yang
dilaksanakan
·
Keterampilan pengarahan (directing)
untuk mengarahkan kegiatan yang dilaksanakan.
3. Pemeriksaan ( Check
)
Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara
berkala memeriksa kemajuan dan hasil yang dicapai dan pelaksanaan rencana yang
telah ditetapkan. Tujuan dari pemeriksaan untuk mengetahui :
·
Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara
penyelesaian masalahnya telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
·
Bagian mana kegiatan yang
berjalan baik dan bagaian mana yang belum berjalan dengan baik
·
Apakah sumberdaya yang dibutuhkan masih cukup
tersedia
·
Apakah cara penyelesaian
masalah yang sedang dilakukan memerlukan perbaikan atau
Untuk dapat memeriksa pelaksanaan
cara penyelesaian masalah, ada dua alat bantu yang sering dipergunakan yaitu :
Lembaran pemeriksaan (check
list)
Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir yang
digunakan untuk mencatat secara periodik setiap penyimpangan yang terjadi. Langkah pembuatan lembar pemeriksan adalah:
-
Tetapkan jenis penyimpangan
yang diamati
-
Tetapkan jangka waktu
pengamatan
-
Lakukan perhitungan
penyimpangan
-
Peta kontrol (control
diagram)
Peta kontrol
adalah suatu peta / grafik yang mengambarkan besarnya penyimpangan yang terjadi
dalam kurun waktu tertentu. Peta kontrok dibuat bedasarkan lembar pemeriksaan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan peta kontrol adalah:
Ø
Tetapkan garis penyimpangan
minimum dan maksimum
Ø
Tentukan prosentase
penyimpangan
Ø
Buat grafik penyimpangan
Ø
Nilai grafik
4. Perbaikan (Action)
Tahapan keempat yang dilakukan adalah
melaksanaan perbaikan rencana kerja. Lakukanlah penyempurnaan rencana kerja
atau bila perlu mempertimbangkan pemilihan dengan cara penyelesaian masalah
lain. Untuk selanjutnya rencana kerja yang telah diperbaiki tersebut
dilaksanakan kembali. Jangan lupa untuk memantau kemajuan serta hasil yang
dicapai. Untuk kemudian tergantung dari kemajuan serta hasil tersebut,
laksanakan tindakan yang sesuai.
2.3. Langkah- langkah PDCA
DELAPAN
LANGKAH PENGENDALIAN MUTU DALAM PDCA
Dalam
pelaksanaan proses meningkatkan kualitas, tentu saja ada langkah-langkahnya,
begitu pula pada PDCA. Pada siklus ini ada delapan langkah yang sudah dibentuk
untuk meminimalisir tingkat kecacatan yang terjadi. Berikut delapan langkah
tersebut yang akan kami sajikan langsung ke dalam siklus PDCA.
Plan
(perencanaan) meliputi 4 langkah yaitu :
Langkah
1 : Menentukan pokok masalah.
Langkah
2 : Menentukan penyebab secara umum.
Langkah
3 : Menentukan penyebab utama.
Langkah
4 : Membuat rancangan perbaikan.
Do
(pelaksanaan) meliputi 1 langkah yaitu :
Langkah
5 : Pelaksanaan perbaikan.
Check
(meneliti hasil) meliputi 2 langkah yaitu :
Langkah
6 : Memeriksa hasil.
Langkah
7 : Membuat standarisasi.
Action
(tindakan) meliputi 1 langkah yaitu :
L8
: Menetapkan langkah berikutnya.
SEVEN
TOOLS
Dalam
pengendalian proses statistik dikenal adanya “seven tools”. Seven tools dari
pengendalian proses statistik ini adalah metode grafik paling sederhana untuk
menyelesaikan masalah. Seven tools tersebut adalah:
1.
Lembar pengamatan
(check sheet)
2.
Stratifikasi
3.
Histogram
4.
Grafik kendali (control
chart)
5.
Diagram pareto
6.
Diagram sebab akibat
(cause and effect diagram/fish bone diagram)
7.
Diagroam sebar (scatter
diagram)
Langkah 1 ( PDCA
)
A.
MENENTUKAN PERSOALAN/TEMA
Inventarisasi
Masalah
Kumpulkan semua problem / masalah kelompok kerja. Semua anggota menyampaikannya
dengan “Brainstorming” Contoh masalah
Gunakan check
list pertanyaan :
1….. 2. ……
3. ……. 4. ……5………s/d………..19…………20.
Daftar
pertanyaan :
- Apakah ada kesulitan / masalah
yang dirasakan
- Apakah ada program
peningkatan PQCD
- Apakah akan timbul
permasalahan
- Apakah ada masalah pada
proses berikutnya akibat hasil kerja anda
- Adakah rencana
pencapaian target perusahaan.
B.
Mengelompokkan Masalah
Mengevaluasi
Masalah
Pertimbangkan
terhadap faktor-faktor :
- Tingkat kesulitan
penanggulangan
- Hubungan dengan
target/rencana perusahaan
- Perkirakan waktu/biaya
penyelesaian
- Perkirakan hasil yang
diharapkan
- Tingkat pemahaman
anggota akan masalah
- Tingkat kepentingan / kedaruratan
(mendesak / tidak)
D. Menentukan
Tema Circle
Berdasarkan dengan alasan pemilihan Tema seperti terlihat pada “Pareto
Diagram” maka Tema Circle dapat ditentukan.Misalnya : MENANGGULANGI MASALAH
KUALITAS, COST, DELIVERY, PRODUKTIVITAS, ENVIRONMENT.
E. Mencari / Menetapkan Judul
Berdasarkan dengan “Pareto Tema” setelah diuraikan, apabila tersedia data
maka dapat ditentukan “JUDUL” setelah digambarkan dalam Pareto diagram, jika
data tidak tersedia lakukan pengambilan data (periode tertentu) dan perhatikan
proses kerja.Gunakan tools yang sesuai untuk menggambarkan permasalahan yang
akan diatasi (misalnya Grafik, Histogram dll) dan buat alasan pemilihan Judul
(PQCD).
Langkah 2
(PDCA)
MENENTUKAN SEBAB
DARI PERSOALAN
Lakukan “BRAINSTORMING” untuk mengumpulkan penyebab dari Masalah yang
dibahas dengan memperhatikan aliran proses kerja, 4M+1E (Man, Methode, Material, Machine dan Environment) dan Pertanyaan
Mengapa (WHY) sebanyak mungkin minimal 3 kali atau sampai keakar penyebab.Untuk
memudahkan dalam pengisian diagram Tulang Ikan, gunakan check list terlebih
dahulu, selanjutnya distratifikasi dan diuji.
Langkah 3 (PDCA)
MEMPELAJARI
FAKTOR-FAKTOR APAKAH YANG PALING BERPENGARUH
Untuk mengetahui faktor penyebab yang paling berpengaruh dengan cara
pembuktian lapangan yaitu melihat langsung keterkaitan antara penyebab dan
akibat yang ada (fakta / nyata). Apabila
tidak tersedia data sebagai dasar untuk menentukan penyebab dominan dari
seluruh penyebab yanga ada, maka cukup digambar atau dipotret dan diberi
penjelasan sebagai bentuk analisa, selanjutnya apabila akan digambarkan dalam
Pareto dapat diberikan Score dengan memperhatikan proses sebagai dasar uraian
dalam penetapan score.
Gunakan tools yang sesuai untuk mengetahui korelasi / hubungan antara penyebab dan akibat begitu pula
untuk mencari penyebab dominan. ( Diagram
pencar, Pareto dll ).
Langkah 4 (PDCA)
MERENCANAKAN
PENANGGULANGAN
Gunakan 5W2H
dalam merencanakan penaggulangan :
Langkah 5 (PDCA)
Yang perlu diperhatikan
dalam pelaksanaan perbaikan adalah :
- Menerapkan
langkah-langkah perbaikan sesuai dengan rencana.
- Uraikan secara jelas
dari perbaikan yang dilakukan.
- Sertakan dengan gambar
untuk lebih memperjelas dari perbaikan yang dilakukan.
Langkah 6 (PDCA)
MEMERIKSA/EVALUASI
HASIL
Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam evaluasi ini adalah :
- Set-Up terhadap
Target.(Gunakan grafik balok atau Pareto untuk memperbanding-kan Sebelum,
Target dan Hasil).
- Masalah dominan
(Langkah 1) dan Penyebab dominan (langkah 3).Gunakan diagram Pareto untuk
memperbandingkan sebelum dan sesudah perbaikan.
- Check terhadap
Performance/perkembangan sebelum, selama dan sesudah perbaikan dengan
menggunakan Grafik garis.
- Dampak terhadap PQCD,
sebelum dan sesudah perbaikan.
Langkah 7 (PDCA)
STANDARDISASI
Keberhasilan yang telah dicapai berdasarkan Evaluasi hasil yang ada
dilangkah 6, untuk mempertahankan hal tersebut perlu dibuatkan
Standard Proses (SOP) yang mengacu pada langkah 5 (How) dan Standard Hasil (Langkah 6). Standard dibuat
sejelas mungkin tanpa ada kata atau kalimat yg memberikan persepsi yang berbeda
dan dilengkapi dengan gambar.
Langkah 8 (PDCA)
RENCANA
BERIKUTNYA
Kegiatan QCC berikutnya merupakan upaya untuk menggulirkan PDCA yang lebih
dikenal istilah KAIZEN (proses perbaikan secara BEKELANJUTAN).
Program QCC / Perbaikan berikutnya dasar pengambilan datanya dari
langkah 1 dan yang lebih akurat lagi adalah langkah 6. Dan apabila dilangkah 6
masalah sudah tuntas selanjutnya dilakukan Brainstorming untuk masalah berikutnya.
Gunakan tools yang sesuai untuk menyatakan permasalahan yang paling
dominan/prioritas untuk ditanggulangi.
CONTOH Konsep PDCA dalam pemecahan masalah mutu dalam layanan kesehatan :
Perencanaan ( Plan )
Rencana kerja penyelesaian masalah pencegahan infeksi
:
1. Judul rencana kerja (topic)
Meningkatkan
pencegahan infeksi di tempat pelayanan kesehatan.
2. Pernyataan tentang
macam dan besarnya masalah yang dihadapi (problem statement),
·
Di seluruh dunia, 10% pasien rawat
inap di rumah sakit mengalami infeksi yang baru selama dirawat, 1,4 juta
infeksi setiap tahun.
·
Bila tindakan pencegahan infeksi tersebut tidak
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dikhawatirkan dapat menambah angka kesakitan
dan kematian pada pasien
·
Resiko infeksi tidak dapat dihilangkan secara
total tetapi dapat dikurangi sekecil mungkin dengan menerapkan pencegahan
infeksi yang benar untuk menurunkan resiko penularan penyakit antar
klien atau tenaga kesehatan sendiri.
3. Rumusan tujuan umum
dan tujuan khusus, lengkap dengan target yang ingin dicapai (goal,
objective, and target)
Tujuan umum :
Untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu di tempat pelayanan kesehatan.
Tujuan Khusus :
·
Untuk mencegah penyebaran berbagai penyakit yang
ditularkan melalui darah di lingkungan rumah sakit atau sarana kesehatan
lainnya.
·
Untuk meminimalkan kejadian infeksi nosokomial
pada klien dan tenaga kesehatan.
Target :
Dapat mengurangi terjadinya
infeksi pada pasien, keluarga pasien, tenaga kesehatan, karyawan, dan
lingkungan kesehatan.
4. Kegiatan yang akan
dilakukan (activities)
· Menerapkan prinsip
universal precaution berupa penggunaan alat pelindung diri (sarung tangan,
apron, masker, kaca mata) serta penanganan alat dan sampah sesuai dengan
prosedur.
· Melindungi klien
terhadap kemungkinan terkenanya percikan, berhati-hati saat
menangani benda tajam dan melakukan dekontaminasi serta memproses peralatan
yang terkontaminasi secara benar
5. Biaya yang diperlukan
(budget)
Biayanya + Rp.
10.000.000,00 untuk sarana serta alat dan bahan yang diperlukan pada tempat
pelayanan kesehatan seperti :
· Tempat cuci tangan.
· Perlengkapan pelindung
(sarung tangan, celemek/baju penutup, kacamata, sepatu tertutup).
· Pada pemrosesan alat
bekas pakai menggunakan alat yaitu oven, otoklaf, dan sebagainya.
· Tempat pembuangan
sampah.
6. Tolak ukur
keberhasilan yang dipergunakan (milestone)
Proses perbaikan dari pelayanan
kesehatan yang menyeluruh terhadap pencegahan infeksi.
Pelaksanaan ( Do )
Pada tahap ini melakukan rencana
yang telah disusun berdasarkan penyelesaian masalah pencegahan infeksi :
1.
Memberikan pendidikan dan penyuluhan tentang
pentingnya pencegahan infeksi dipelayanan kesehatan kepada pasien, keluarga
pasien, tenaga kesehatan, karyawan, dan lingkungan kesehatan.
2.
Melaksanakan pencegahan dari berbagai penyakit yang
ditularkan melalui darah di lingkungan rumah sakit atau sarana kesehatan
lainnya.
3.
Saat memberikan pelayan kesehatan menggunakan alat
pelindung diri (sarung tangan, apron, masker, kaca mata) serta penanganan alat
dan sampah sesuai dengan prosedur.
4.
Perlindungan terhadap klien jika
kemungkinannya terkena percikan, berhati-hati saat menangani benda
tajam dan melakukan dekontaminasi serta memproses peralatan yang terkontaminasi
secara benar.
5.
Melakukan komunikasi terhadap masyarakat yang berada
di pelayanan kesehatan agar menimbulkan pengertian staf terhadap cara
penyelesaian masalah yang dilaksanakan.
6.
Melakukan keterampilan motivasi terhadap masyarakat
yang berada di pelayanan kesehatan untuk mendorong staf bersedia menyelesaikan
cara penyelesaian masalah yang telah direncanakan.
7.
Adanya keterampilan kepemimpinan terhadap masyarakat
yang berada di pelayanan kesehatan untuk mengkoordinasi kegiatan cara
penyelesaian masalah mutu yang dilaksanakan.
8.
Melakukan pengarahan terhadap semua masyarakat yang
ada di pelayanan kesehatan untuk mengarahkan kegiatan yang dilaksanakan.
9.
Melengkapi sarana dan prasarana di tempat pelayanan
kesehatan.
10. Melakukan pelayanan
kesehatan yang efektif dan efisiensi.
Pemeriksaan ( Check )
Pada tahap ini secara berkala
memeriksa kemajuan dan hasil yang dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah
ditetapkan. Pemeriksaan dilakukan 1 bulan setelah perencanaan, pada tanggal 10
Januari 2013 – 10 Februari 2013. Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,
semua berjalan dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Faktor pendukung terlaksananya
perencanaan adalah :
· Dari segi manusianya
( pasien, keluarga pasien, tenaga kesehatan, dan karyawan ), biaya, serta
fasilitas untuk memenuhi terlaksananya pencegahan infeksi ini terpenuhi dan
saling mendukung.
· Adanya kebijakan yang
dibuat oleh pihak pelayanan kesehatan
· Semua tindakan yang
dilakukan oleh pihak pelayanan kesehatan didukung oleh masyarakat yang ada di
pelayanan kesehatan ( pasien, keluarga pasien, tenaga kesehatan, dan karyawan )
· Pencegahan infeksi
sudah lebih diperhatikan dan meningkat di pelayanan kesehatan.
· Pelayanan yang
direncanakan berjalan efektif dan efisien.
Tindak Lanjut ( Action )
·
Dari pemeriksaan di atas, ada beberapa faktor-faktor
pendukung yang dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada masalah
pencegahan infeksi di tempat pelayanan kesehatan ini, namun harus selalu ada
perbaikan yang dilakukan agar dapat menjaga mutu ditempat pelayanan
tersebut. Hal ini berarti memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas
dibutuhkan tersedianya tenaga yang terampil dan didukung dengan sarana dan
prasarana yang memadai.
·
Pemberi layanan kesehatan seharusnya terus berupaya
memberikan pelayanan kesehatan pada masalah pencegahan infeksi ini dengan
efektif, efisien serta merata dan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
PDCA merupakan
rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja, pelaksanaan kerja, pengawasan kerja dan perbaikan
kerja yang dilakukan terus menerus dan berkesinambungan mutu pelayanan.
Penjabaran dari siklus PDCA (Plan,Do,Check,Action) :
1.
Planning berarti memahami apa yang ingin dicapai, memahami bagaimana
melakukan suatu pekerjaan, berfokus pada masalah, menemukan akar permasalahan,
menciptakan solusi yang kreatif serta merencanakan implementasi yang
terstruktur.
2.
Doing tidak semudah seperti yang dilihat. Didalamnya berisi pelatihan dan
manajemen aktivitas. Biasanya masalah besar dan mudah sering berubah pada
saat-saat terakhir. Bila terjadi kondisi seperti ini maka tidak dapat
dilanjutkan lagi tetapi harus mulai dari awal kembali.
3.
Checking berarti pengecekan terhadap hasil dan membandingkan sesuai dengan
yang diinginkan. Bila segala sesuatu menjadi buruk dan hasil baik tidak
ditemukan, pada bagian ini keberanian, kejujuran, kecerdasan sangat dibutuhkan
untuk mengendalikan proses. Kata kunci ketika hasil memburuk adalah ”kenapa”.
Dengan dokumentasi proses yang baik maka kita dapat kembali pada titik yang
mana keputusan yang salah dibuat.
4.
Acting berarti Menindak lanjuti atas apa yang didapatkan selama tahap
pengecekan. Arti lainnya adalah mencapai tujuan dan menstandarisasikan proses
atau belajar dari pengalaman untuk memulai lagi pada kondisi yang tepat
3.2. Saran
Makalah ini
masih membutuhkan masukan yang membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar